HargaRp 3.999.000. Spesifikasi Oppo F5. Jaringan 3G HSDPA, 4G LTE , Cat6 600/50 Mbps. SIM Dual SIM, Nano - SIM. Dimensi 7.6 mm, Bahan : Full Metal. Fitur IP68 ( Dust & water resistant ) Layar 5,7 inchi IPS LCD Capacitive ,1080 x 2160 pixels, Full View Screen. Pelindung Layar Gorilla Glass 5. Sistem Operasi Android v7.1 Nougat , Color OS 3.0. Nyamandengan Android tapi sesekali ingin nyobain smartphone dengan OS lain? Tips Jaka kali ini adalah cara mengubah smartphone Android jadi Windows Phone tanpa beli alias gratis. Cara Mengubah Smartphone Android Jadi Windows Phone Tanpa Beli. Reynaldi Manasse. Kamis, 30 Nov 2017, 10:00 WIB. Share. Share. CaraMengatur Alarm di HP Android dengan Mudah - Alarm merupakan sebuah pengingat dalam bentuk suara yang biasanya diatur untuk bunyi pada saat tertentu. - Dibalik segudang manfaat jika memiliki smartphone yang telah memiliki OS Android 11, ternyata terdapat sebuah permasalahan yakni pengguna dibatasi untuk mengakses folder Android langkahpertama untuk belajar android adalah meng-install aplikasi android studio sebelum kita mulai membuat proyek android pertama. Menjalankan virtual device android. kamu bisa menjalankan aplikasi android yang sedang dipelajari di komputer dengan bantuan virtual device android yang bisa kita install langsung dari android studio. Sebelummemulai membuat aplikasi Android, pertama-tama Anda harus menyiapkan alat tempurnya, berikut adalah alat yang wajib Anda gunakan untuk membuat aplikasi Android. Cara membuat aplikasi dengan Android Studio harus melalui step diantaranya adalah Install Aplikasi JDK, Install aplikasi Android studio, buat struktur project, membuat linier layout, membuat relative layout. senam irama tanpa alat bertumpu pada gerakan dasar. Sistem build Android mengompilasi resource dan kode sumber aplikasi lalu memaketkannya menjadi APK atau Android App Bundle yang dapat Anda uji, deploy, tanda tangani, dan distribusikan. Android Studio menggunakan Gradle, sebuah toolkit build canggih, untuk mengotomatiskan dan mengelola proses build, sekaligus memungkinkan Anda menentukan konfigurasi build kustom yang fleksibel. Setiap konfigurasi build dapat menentukan rangkaian kode dan resource-nya sendiri, sekaligus menggunakan kembali bagian-bagian yang ada di semua versi aplikasi Anda. Plugin Android Gradle berfungsi dengan toolkit build ini untuk menyediakan proses dan setelan yang dapat dikonfigurasi khusus untuk mem-build dan menguji aplikasi Android. Gradle dan plugin Android Gradle berjalan secara independen dari Android Studio. Ini berarti Anda dapat mem-build aplikasi Android dari dalam Android Studio, command line di komputer, atau di komputer yang tidak memiliki Android Studio, seperti server continuous integration. Jika Anda tidak menggunakan Android Studio, Anda dapat mempelajari cara mem-build dan menjalankan aplikasi dari command line. Output build-nya akan sama saja, baik Anda mem-build project dari command line, di komputer jarak jauh, maupun menggunakan Android Studio. Catatan Karena Gradle dan plugin Android Gradle berjalan secara independen dari Android Studio, Anda perlu mengupdate alat build secara terpisah. Baca catatan rilis untuk mempelajari cara mengupdate Gradle dan plugin Android Gradle. Fleksibilitas sistem build Android memungkinkan Anda membuat konfigurasi build kustom tanpa mengubah file sumber inti aplikasi. Halaman ini membantu Anda memahami cara kerja sistem build Android, dan bagaimana sistem ini dapat membantu Anda menyesuaikan dan mengotomatiskan sejumlah konfigurasi build sekaligus. Jika Anda ingin mempelajari cara men-deploy aplikasi lebih lanjut, lihat Mem-build dan menjalankan aplikasi. Untuk langsung mulai membuat konfigurasi build kustom menggunakan Android Studio, lihat Mengonfigurasi varian build. Proses build Proses build melibatkan banyak alat dan proses yang mengonversi project Anda menjadi Paket Aplikasi Android APK atau Android App Bundle AAB. Plugin Android Gradle melakukan banyak proses build untuk Anda, tetapi akan berguna untuk memahami aspek tertentu dari proses build agar Anda dapat menyesuaikan build untuk memenuhi kebutuhan Anda. Project yang berbeda mungkin memiliki sasaran build yang berbeda. Misalnya, build untuk library pihak ketiga menghasilkan library AAR atau JAR. Namun, aplikasi adalah jenis project yang paling umum, dan build untuk project aplikasi menghasilkan APK atau AAB debug atau rilis dari aplikasi yang dapat Anda deploy, uji, atau rilis ke pengguna eksternal. Halaman ini berfokus pada pengembangan aplikasi, tetapi banyak langkah dan konsep build bersifat umum untuk sebagian besar jenis build. Glosarium build Android Gradle dan plugin Android Gradle membantu Anda mengonfigurasi aspek-aspek build berikut Jenis build Jenis build menentukan properti tertentu yang digunakan Gradle ketika mem-build dan memaketkan aplikasi. Jenis build biasanya dikonfigurasi untuk berbagai tahap siklus proses pengembangan. Misalnya, jenis build debug mengaktifkan opsi debug dan menandatangani aplikasi dengan kunci debug, sedangkan jenis build rilis dapat menyusutkan ukuran, meng-obfuscate, dan menandatangani aplikasi dengan kunci rilis untuk distribusi. Anda harus menentukan setidaknya satu jenis build untuk mem-build aplikasi. Android Studio membuat jenis build rilis dan debug secara default. Untuk mulai menyesuaikan setelan pemaketan aplikasi, pelajari cara mengonfigurasi jenis build. Ragam produk Ragam produk merepresentasikan berbagai versi aplikasi Anda yang dapat dirilis kepada pengguna, seperti versi gratis dan berbayar. Anda dapat menyesuaikan ragam produk untuk menggunakan kode dan resource yang berbeda sekaligus berbagi dan menggunakan kembali bagian-bagian yang umum untuk semua versi aplikasi Anda. Ragam produk bersifat opsional, dan Anda harus membuatnya secara manual. Untuk mulai membuat versi aplikasi yang berbeda, pelajari cara mengonfigurasi ragam produk. Varian build Varian build adalah cross product dari jenis build dan ragam produk, dan merupakan konfigurasi yang digunakan Gradle untuk mem-build aplikasi Anda. Dengan varian build, Anda dapat mem-build versi debug ragam produk selama pengembangan dan menandatangani versi rilis ragam produk untuk distribusi. Meskipun tidak harus mengonfigurasi varian build secara langsung, Anda perlu mengonfigurasi jenis build dan ragam produk yang membentuknya. Membuat jenis build atau ragam produk tambahan juga akan membuat varian build tambahan. Untuk mempelajari cara membuat dan mengelola varian build, baca ringkasan Mengonfigurasi varian build. Entri manifes Anda dapat menentukan nilai untuk beberapa properti file manifes dalam konfigurasi varian build. Nilai build ini menggantikan nilai yang ada dalam file manifes. Ini berguna jika Anda ingin membuat beberapa varian aplikasi dengan nama aplikasi, versi SDK minimum, atau versi SDK target yang berbeda. Jika ada beberapa manifes, alat penggabung manifes akan menggabungkan setelan manifes. Dependensi Sistem build mengelola dependensi project dari sistem file lokal Anda dan dari repositori jarak jauh. Ini berarti Anda tidak perlu menelusuri, mendownload, dan menyalin paket biner dependensi secara manual ke dalam direktori project. Untuk mencari tahu selengkapnya, lihat Menambahkan dependensi build. Penandatanganan Sistem build memungkinkan Anda menentukan setelan penandatanganan dalam konfigurasi build, dan dapat otomatis menandatangani aplikasi selama proses build. Sistem build menandatangani versi debug dengan sertifikat dan kunci default menggunakan kredensial yang dikenal untuk menghindari permintaan sandi pada waktu build. Sistem build tidak menandatangani versi rilis kecuali Anda secara eksplisit menentukan konfigurasi penandatanganan untuk build ini. Jika tidak memiliki kunci rilis, Anda dapat membuatnya seperti yang dijelaskan dalam Menandatangani aplikasi Anda. Build rilis yang ditandatangani diperlukan untuk mendistribusikan aplikasi melalui sebagian besar app store. Penyingkatan ukuran kode dan resource Sistem build memungkinkan Anda menentukan file aturan ProGuard yang berbeda untuk setiap varian build. Saat mem-build aplikasi Anda, sistem build akan menerapkan rangkaian aturan yang sesuai untuk menyingkat kode dan resource Anda menggunakan alat penyingkat bawaan, seperti R8. Menyingkat kode dan resource dapat membantu mengurangi ukuran APK atau AAB. Dukungan multi-APK Sistem build memungkinkan Anda untuk otomatis mem-build berbagai APK yang masing-masing hanya berisi kode dan resource yang dibutuhkan untuk kepadatan layar tertentu atau Antarmuka Biner Aplikasi ABI. Untuk mengetahui informasi selengkapnya, lihat Mem-build multi-APK. Namun, merilis satu AAB adalah pendekatan yang direkomendasikan, karena memberikan pemisahan menurut bahasa selain kepadatan layar dan ABI, sekaligus tidak perlu mengupload beberapa artefak ke Google Play. Semua aplikasi baru yang dikirimkan setelah Agustus 2021 harus menggunakan AAB. File konfigurasi build Pembuatan konfigurasi build kustom mengharuskan Anda melakukan perubahan terhadap satu atau beberapa file konfigurasi build atau file File teks biasa ini menggunakan Domain Specific Language DSL untuk menggambarkan dan memanipulasi logika build menggunakan Groovy, yaitu bahasa dinamis untuk Java Virtual Machine JVM, atau skrip Kotlin, yang merupakan ragam dari bahasa Kotlin. Anda tidak perlu mengetahui Groovy atau skrip Kotlin untuk mulai mengonfigurasi build, karena plugin Android Gradle memperkenalkan sebagian besar elemen DSL yang Anda butuhkan. Untuk mempelajari DSL plugin Android Gradle lebih lanjut, baca Dokumentasi referensi DSL untuk Groovy. Skrip Kotlin juga bergantung pada DSL Kotlin Gradle yang digunakan. Ketika memulai project baru, Android Studio secara otomatis akan membuat beberapa file ini untuk Anda, seperti dalam gambar 1, dan mengisinya berdasarkan default yang logis. Gambar 1. Struktur project default untuk modul aplikasi Android. Ada beberapa file konfigurasi build Gradle yang merupakan bagian dari struktur project standar untuk aplikasi Android. Sebelum Anda dapat mulai mengonfigurasi build, penting untuk memahami cakupan dan tujuan setiap file ini, serta elemen DSL dasar yang ditetapkannya. File setelan Gradle File untuk Groovy atau file untuk skrip Kotlin terletak di direktori project root. File setelan ini menentukan setelan repositori level project dan memberi tahu Gradle modul mana yang harus disertakan saat mem-build aplikasi. Project multi-modul perlu menentukan setiap modul yang harus dimasukkan ke build final. Untuk sebagian besar project, file akan terlihat seperti berikut secara default Groovy pluginManagement { /** * The pluginManagement {repositories {...}} block configures the * repositories Gradle uses to search or download the Gradle plugins and * their transitive dependencies. Gradle pre-configures support for remote * repositories such as JCenter, Maven Central, and Ivy. You can also use * local repositories or define your own remote repositories. The code below * defines the Gradle Plugin Portal, Google's Maven repository, * and the Maven Central Repository as the repositories Gradle should use to look for its * dependencies. */ repositories { gradlePluginPortal google mavenCentral } } dependencyResolutionManagement { /** * The dependencyResolutionManagement {repositories {...}} * block is where you configure the repositories and dependencies used by * all modules in your project, such as libraries that you are using to * create your application. However, you should configure module-specific * dependencies in each module-level file. For new projects, * Android Studio includes Google's Maven repository and the Maven Central * Repository by default, but it does not configure any dependencies unless * you select a template that requires some. */ repositories { google mavenCentral } } = "My Application" include app’ Kotlin pluginManagement { /** * The pluginManagement {repositories {...}} block configures the * repositories Gradle uses to search or download the Gradle plugins and * their transitive dependencies. Gradle pre-configures support for remote * repositories such as JCenter, Maven Central, and Ivy. You can also use * local repositories or define your own remote repositories. The code below * defines the Gradle Plugin Portal, Google's Maven repository, * and the Maven Central Repository as the repositories Gradle should use to look for its * dependencies. */ repositories { gradlePluginPortal google mavenCentral } } dependencyResolutionManagement { /** * The dependencyResolutionManagement {repositories {...}} * block is where you configure the repositories and dependencies used by * all modules in your project, such as libraries that you are using to * create your application. However, you should configure module-specific * dependencies in each module-level file. For new projects, * Android Studio includes Google's Maven repository and the Maven Central * Repository by default, but it does not configure any dependencies unless * you select a template that requires some. */ repositories { google mavenCentral } } = "My Application" include"app" File build level atas File level atas untuk Groovy atau file untuk skrip Kotlin terletak di direktori root project. File ini menentukan dependensi yang berlaku untuk semua modul dalam project Anda. Secara default, file build level atas menggunakan blok plugins untuk menentukan dependensi Gradle yang sama untuk semua modul dalam project. Selain itu, file build level atas berisi kode untuk membersihkan direktori build. Contoh kode berikut menjelaskan setelan default dan elemen DSL dalam file level atas setelah membuat project baru Groovy plugins { /** * Use `apply false` in the top-level file to add a Gradle * plugin as a build dependency but not apply it to the current root * project. Don't use `apply false` in sub-projects. For more information, * see Applying external plugins with same version to subprojects. */ id ' version ' apply false id ' version ' apply false id ' version ' apply false } Kotlin plugins { /** * Use `apply false` in the top-level file to add a Gradle * plugin as a build dependency but not apply it to the current root * project. Don't use `apply false` in sub-projects. For more information, * see Applying external plugins with same version to subprojects. */ id" version " apply false id" version " apply false id" version " apply false } Mengonfigurasi properti lingkup project menggunakan properti tambahan tidak digunakan lagi Untuk project Android yang mencakup beberapa modul, sebaiknya Anda menentukan properti tertentu di level project dan membagikannya ke semua modul. Anda dapat melakukannya dengan menambahkan properti tambahan ke blok ext dalam file level atas untuk Groovy atau file untuk Skrip Kotlin Groovy // This block encapsulates custom properties and makes them available to all // modules in the project. The following are only a few examples of the types // of properties you can define. ext { sdkVersion = 33 // You can also create properties to specify versions for dependencies. // Having consistent versions between modules can avoid conflicts with behavior. appcompatVersion = " ... } ... Kotlin // This block encapsulates custom properties and makes them available to all // modules in the project. The following are only a few examples of the types // of properties you can define. ext { extra["sdkVersion"] = 33 // You can also create properties to specify versions for dependencies. // Having consistent versions between modules can avoid conflicts with behavior. extra["appcompatVersion"] = " ... } ... Untuk mengakses properti ini dari modul dalam project yang sama, gunakan sintaksis berikut pada file modul. Groovy android { // Use the following syntax to access properties you defined at the project level // compileSdk ... } ... dependencies { implementation " ... } Kotlin android { // Use the following syntax to access properties you defined at the project level // compileSdk = // Alternatively, you can access properties using a type safe delegate val sdkVersion Int by ... compileSdk = sdkVersion } ... dependencies { implementation" ... } File build level modul File level modul untuk Groovy atau untuk skrip Kotlin terletak di setiap direktori project/module/. File ini memungkinkan Anda mengonfigurasi setelan build untuk modul tertentu tempatnya berada. Dengan mengonfigurasi setelan build ini, Anda dapat menyediakan opsi pemaketan kustom, seperti ragam produk dan jenis build tambahan, serta mengganti setelan dalam manifes aplikasi main/ atau file level atas atau file Contoh file modul aplikasi Android ini menjelaskan beberapa setelan dan elemen DSL dasar Groovy /** * The first line in the build configuration applies the Android Gradle plugin * to this build and makes the android block available to specify * Android-specific build options. */ plugins { id ' } /** * The android block is where you configure all your Android-specific * build options. */ android { /** * The app's namespace. Used primarily to access app resources. */ namespace ' /** * compileSdk specifies the Android API level Gradle should use to * compile your app. This means your app can use the API features included in * this API level and lower. */ compileSdk 33 /** * The defaultConfig block encapsulates default settings and entries for all * build variants and can override some attributes in main/ * dynamically from the build system. You can configure product flavors to override * these values for different versions of your app. */ defaultConfig { // Uniquely identifies the package for publishing. applicationId ' // Defines the minimum API level required to run the app. minSdk 21 // Specifies the API level used to test the app. targetSdk 33 // Defines the version number of your app. versionCode 1 // Defines a user-friendly version name for your app. versionName " } /** * The buildTypes block is where you can configure multiple build types. * By default, the build system defines two build types debug and release. The * debug build type is not explicitly shown in the default build configuration, * but it includes debugging tools and is signed with the debug key. The release * build type applies ProGuard settings and is not signed by default. */ buildTypes { /** * By default, Android Studio configures the release build type to enable code * shrinking, using minifyEnabled, and specifies the default ProGuard rules file. */ release { minifyEnabled true // Enables code shrinking for the release build type. proguardFiles getDefaultProguardFile' ' } } /** * The productFlavors block is where you can configure multiple product flavors. * This lets you create different versions of your app that can * override the defaultConfig block with their own settings. Product flavors * are optional, and the build system does not create them by default. * * This example creates a free and paid product flavor. Each product flavor * then specifies its own application ID, so that they can exist on the Google * Play Store, or an Android device, simultaneously. * * If you declare product flavors, you must also declare flavor dimensions * and assign each flavor to a flavor dimension. */ flavorDimensions "tier" productFlavors { free { dimension "tier" applicationId ' } paid { dimension "tier" applicationId ' } } } /** * The dependencies block in the module-level build configuration file * specifies dependencies required to build only the module itself. * To learn more, go to Add build dependencies. */ dependencies { implementation project"lib" implementation ' implementation fileTreedir 'libs', include ['*.jar'] } Kotlin /** * The first section in the build configuration applies the Android Gradle plugin * to this build and makes the android block available to specify * Android-specific build options. */ plugins { id" } /** * The android block is where you configure all your Android-specific * build options. */ android { /** * The app's namespace. Used primarily to access app resources. */ namespace = " /** * compileSdk specifies the Android API level Gradle should use to * compile your app. This means your app can use the API features included in * this API level and lower. */ compileSdk = 33 /** * The defaultConfig block encapsulates default settings and entries for all * build variants and can override some attributes in main/ * dynamically from the build system. You can configure product flavors to override * these values for different versions of your app. */ defaultConfig { // Uniquely identifies the package for publishing. applicationId = " // Defines the minimum API level required to run the app. minSdk = 21 // Specifies the API level used to test the app. targetSdk = 33 // Defines the version number of your app. versionCode = 1 // Defines a user-friendly version name for your app. versionName = " } /** * The buildTypes block is where you can configure multiple build types. * By default, the build system defines two build types debug and release. The * debug build type is not explicitly shown in the default build configuration, * but it includes debugging tools and is signed with the debug key. The release * build type applies ProGuard settings and is not signed by default. */ buildTypes { /** * By default, Android Studio configures the release build type to enable code * shrinking, using minifyEnabled, and specifies the default ProGuard rules file. */ getByName"release" { isMinifyEnabled = true // Enables code shrinking for the release build type. proguardFiles getDefaultProguardFile" " } } /** * The productFlavors block is where you can configure multiple product flavors. * This lets you create different versions of your app that can * override the defaultConfig block with their own settings. Product flavors * are optional, and the build system does not create them by default. * * This example creates a free and paid product flavor. Each product flavor * then specifies its own application ID, so that they can exist on the Google * Play Store, or an Android device, simultaneously. * * If you declare product flavors, you must also declare flavor dimensions * and assign each flavor to a flavor dimension. */ flavorDimensions += "tier" productFlavors { create"free" { dimension = "tier" applicationId = " } create"paid" { dimension = "tier" applicationId = " } } } /** * The dependencies block in the module-level build configuration file * specifies dependencies required to build only the module itself. * To learn more, go to Add build dependencies. */ dependencies { implementationproject"lib" implementation" implementationfileTreemapOf"dir" to "libs", "include" to listOf"*.jar" } File properti Gradle Gradle juga menyertakan dua file properti, yang terletak dalam direktori root project, yang dapat Anda gunakan untuk menentukan setelan toolkit build Gradle itu sendiri Di sini, Anda dapat mengonfigurasi setelan Gradle lingkup project, seperti ukuran heap maksimum daemon Gradle. Untuk mengetahui informasi selengkapnya, lihat Lingkungan Build. Mengonfigurasi properti lingkungan lokal untuk sistem build, termasuk properti berikut - Jalur ke NDK. Properti ini sudah tidak digunakan lagi. Setiap versi NDK yang didownload akan diinstal di direktori ndk dalam direktori Android SDK. - Jalur ke SDK. - Jalur ke CMake. - Di Android Studio dan yang lebih baru, membuat symlink ke NDK yang dapat lebih pendek dari jalur NDK yang diinstal. Memetakan ulang NDK ke jalur yang lebih pendek khusus Windows Di Windows, alat dalam folder NDK yang diinstal, seperti akan memiliki jalur panjang. Alat tersebut tidak mendukung jalur panjang dengan baik. Untuk membuat jalur yang lebih pendek, di setel properti untuk meminta plugin Android Gradle membuat symlink ke NDK. Jalur symlink tersebut dapat lebih pendek dari folder NDK yang ada. Misalnya, = C\ akan menghasilkan symlink berikut C\ndk\ Menyinkronkan project dengan file Gradle Jika Anda membuat perubahan pada file konfigurasi build dalam project, Android Studio akan mengharuskan Anda untuk menyinkronkan file project agar dapat mengimpor perubahan konfigurasi build dan menjalankan beberapa pemeriksaan untuk memastikan konfigurasi Anda tidak akan menimbulkan error build. Untuk menyinkronkan file project, klik Sync Now di baris notifikasi yang muncul saat Anda membuat perubahan, seperti dalam gambar 2, atau klik Sync Project dari panel menu. Jika Android Studio menemukan error pada konfigurasi Anda, misalnya, kode sumber Anda menggunakan fitur API yang hanya tersedia di API level yang lebih tinggi dari compileSdkVersion — jendela Messages akan menjelaskan masalah tersebut. Gambar 2. Menyinkronkan project dengan file konfigurasi build di Android Studio. Set sumber Android Studio secara logis mengelompokkan kode sumber dan resource untuk setiap modul dalam set sumber. Saat Anda membuat modul baru, Android Studio akan membuat set sumber main/ dalam modul. Set sumber main/ modul berisi kode dan resource yang digunakan oleh semua varian build-nya. Direktori set sumber tambahan bersifat opsional, dan Android Studio tidak secara otomatis membuatnya saat Anda mengonfigurasi varian build baru. Namun, pembuatan set sumber, yang mirip dengan main/, akan membantu mengatur file dan resource yang hanya boleh digunakan Gradle saat mem-build versi aplikasi tertentu src/main/ Set sumber ini berisi kode dan resource yang sama untuk semua varian build. src/buildType/ Buat set sumber ini untuk menyertakan kode dan resource hanya untuk jenis build tertentu. src/productFlavor/ Buat set sumber ini untuk menyertakan kode dan resource hanya untuk ragam produk tertentu. Catatan Jika build dikonfigurasi agar menggabungkan beberapa ragam produk, Anda dapat membuat direktori set sumber untuk setiap kombinasi ragam produk antar-dimensi ragam src/productFlavor1ProductFlavor2/. src/productFlavorBuildType/ Buat set sumber ini untuk menyertakan kode dan resource hanya untuk varian build tertentu. Misalnya, untuk menghasilkan versi "fullDebug" aplikasi, sistem build akan menggabungkan kode, setelan, dan resource dari set sumber berikut src/fullDebug/ set sumber varian build src/debug/ set sumber jenis build src/full/ set sumber ragam produk src/main/ set sumber utama Catatan Saat membuat file atau direktori baru di Android Studio, gunakan opsi menu File > New agar dapat membuatnya untuk set sumber tertentu. Set sumber yang dapat dipilih didasarkan pada konfigurasi build Anda, dan Android Studio secara otomatis membuat direktori yang diperlukan jika belum ada. Jika set sumber yang berbeda memuat beberapa versi file yang sama, Gradle akan menggunakan urutan prioritas berikut saat menentukan file yang akan digunakan. Set sumber di sebelah kiri menggantikan file dan setelan set sumber di sebelah kanan varian build > jenis build > ragam produk > set sumber utama > dependensi library Hal ini memungkinkan Gradle menggunakan file khusus bagi varian build yang sedang Anda buat, sekaligus menggunakan kembali aktivitas, logika aplikasi, dan resource yang sama bagi versi aplikasi lainnya. Saat menggabungkan beberapa manifes, Gradle menggunakan urutan prioritas yang sama, sehingga setiap varian build dapat menentukan komponen atau izin yang berbeda dalam manifes akhir. Untuk mempelajari lebih lanjut cara membuat set sumber kustom, baca Membuat set sumber. Sistem build lainnya Membuat aplikasi Android dengan Bazel dapat dilakukan, tetapi tidak didukung secara resmi. Android Studio tidak secara resmi mendukung project Bazel. Untuk lebih memahami batasan saat ini untuk mem-build dengan Bazel, lihat masalah umum. Mesmo com as diversas opções de execução ou espelhamento do Android no PC Windows ou no Mac OS, uma instalação limpa do sistema com programas como o VirtualBox é sempre mais simples e prática. Fazendo desse jeito você pode até mesmo usar o hardware do PC, dentro do Android Bluetooth, USB e outros. Veja como usar a máquina virtual para ter o sistema operacional móvel no seu computador. No passo a passo abaixo, aprenda como instalar o Android no PC; tutorial definitivo. Aprenda instalar o Android no PC usando o VirtualBox Foto Reprodução/Edivaldo Brito — Foto TechTudo Tutorial definitivo O tutorial a seguir usa a imagem ISO do Android disponibilizada pelo projeto Android X86 especificamente o já que a versão mais recente apresentou problemas nos testes. Antes de começar, veja como criar no VirtualBox a máquina virtual onde será instalado o Android. Criando a máquina virtual do Android Passo 1. Se você ainda não tem, baixe o VirtualBox. Em seguida, instale e execute o aplicativo. Passo 2. Com o VirtualBox aberto, clique no botão “Novo”; Clicando no botão Novo do Virtualbox Foto Reprodução/Edivaldo Brito — Foto TechTudo Passo 3. Na janela que aparece, digite um nome para a máquina virtual e coloque o sistema operacional como “Linux” e a versão como “Other Linux 32bit”. Depois, clique no botão “Próximo”; Dando um nome a máquina virtual Foto Reprodução/Edivaldo Brito — Foto TechTudo Passo 4. Na próxima tela, coloque 1024 MB de memória RAM ou mais, se preferir e puder para o SO. Para prosseguir, clique no botão “Próximo”; Definindo a quantidade de memória ser usada Foto Reprodução/Edivaldo Brito — Foto TechTudo Passo 5. Na tela de criação de disco, marque a opção “Criar um disco virtual agora” e siga as instruções do assistente de criação. O tamanho mínimo recomendado de um disco para o Android é 4 GB. Iniciando a criação de um disco virtual Foto Reprodução/Edivaldo Brito — Foto TechTudo Baixando a imagem ISO e adicionando na máquina virtual Passo 1. Faça o download da imagem ISO do Android e salve em uma pasta de sua preferência; Passo 2. No Virtualbox, clique sobre o nome da máquina virtual criada e depois no botão “Configurações”; Acessando as configurações da máquina virtual Foto Reprodução/Edivaldo Brito — Foto TechTudo Passo 3. Na janela “Configurações”, clique na opção “Armazenamento”, e depois, no item “Vazio”, que fica abaixo de “Controladora IDE” no quadro do meio. Então, clique na seta ao lado do ícone do CD e no menu que aparecer, escolha o item “Selecione um arquivo de CD/DVD virtual…”; Adicionando uma imagem ISO na máquina virtual Foto Reprodução/Edivaldo Brito — Foto TechTudo Passo 4. Na janela que será exibida, informe onde está a imagem ISO baixada e, depois, clique no botão “Abrir”. Ao voltar para a tela de “Configurações”, clique no botão “OK” para confirmar as alterações; Selecionando a imagem ISO a ser usada Foto Reprodução/Edivaldo Brito — Foto TechTudo Instalando o Android no Virtualbox Passo 1. No VirtualBox, clique na máquina virtual e no botão “Iniciar”; Iniciando a máquina virtual Foto Reprodução/Edivaldo Brito — Foto TechTudo Passo 2. Na tela que aparece, escolha a opção “Installation – Install Android-x86 to harddisk”; Iniciando a instalação do Android Foto Reprodução/Edivaldo Brito — Foto TechTudo Passo 3. Na tela seguinte, selecione “Create/Modify partitions” Criar/Modificar partições e tecle enter; Selecionando a opção Create/Modify partitions Foto Reprodução/Edivaldo Brito — Foto TechTudo Passo 4. Use a seta para a direita para navegar para até a opção “New” e pressione Enter; Criando uma nova partição Foto Reprodução/Edivaldo Brito — Foto TechTudo Passo 5. A seguir, selecione “Primary” e tecle enter; Selecionando o tipo de partição Foto Reprodução/Edivaldo Brito — Foto TechTudo Passo 6. Com a partição criada, posicione o cursos em “Bootable” e pressione enter; Tornando a partição inicializável Foto Reprodução/Edivaldo Brito — Foto TechTudo Passo 7. Por fim, vá até a opção “Write” e tecle enter; Selecionando a opção de gravação das alterações Foto Reprodução/Edivaldo Brito — Foto TechTudo Passo 8. Depois disso, aparecerá uma pergunta na tela. Digite “yes” e pressione enter; Confirmando a gravação das alterações Foto Reprodução/Edivaldo Brito — Foto TechTudo Passo 9. Voltar para a tela principal, selecione a partição que você acabou de criar e clique em OK. Selecionando a partição Foto Reprodução/Edivaldo Brito — Foto TechTudo Passo 10. Na tela a seguir, selecione a opção “ext3″ e confirme; Selecionando o formato da partição Foto Reprodução/Edivaldo Brito — Foto TechTudo Passo 11. Aparecerá uma tela pedindo a confirmação da formatação, para fazer isso, vá em “Yes” e tecle enter; Confirmando a formatação da partição Foto Reprodução/Edivaldo Brito — Foto TechTudo Passo 12. Quando aparecer uma pergunta sobre o GRUB, confirme selecionando “Yes” e teclando enter; Confirmando a instalação do GRUB Foto Reprodução/Edivaldo Brito — Foto TechTudo Passo 13. Depois, selecione “Yes” para instalar o diretório system como leitura e gravação; Colocando diretório do sistema como leitura e gravação Foto Reprodução/Edivaldo Brito — Foto TechTudo Passo 14. Na última tela, vá na opção “Reboot” para reiniciar a máquina virtual e iniciar usando o Android não esqueça de remover a imagem ISO. Reiniciando o sistema para iniciar o Android Foto Reprodução/Edivaldo Brito — Foto TechTudo Pronto! O Android já está instalado e iniciará pedindo para ser configurado com a sua conta Google. Siga as instruções, responda corretamente e em pouco tempo você estará usando o Android em seu PC como se fosse em um tablet. Se você tiver dificuldade para usar o mouse, clique com o botão direito no ícone dele que fica no rodapé da janela da máquina virtual e marque a opção “Desabilitar Integração de Mouse”; Gabung KomunitasYuk gabung komunitas {{forum_name}} dulu supaya bisa kasih cendol, komentar dan hal seru lainnya. Selamat Malam para mastah kaskus , Gan mau belajar nih , Boleh lah share tutornya buat Os Android Sendiri buat Smartphone ?? Minta tlong share tutornya yah gan 13-09-2014 1828 redeyes2509 dan nona212 memberi reputasi ane bantu sundul aja deh gan 13-09-2014 2101 jdi programmer dlu... 13-09-2014 2104 redeyes2509 memberi reputasiQuoteOriginal Posted By hendrish►ane bantu sundul aja deh gan haha iya gan makasih . QuoteOriginal Posted By dickaoppai►jdi programmer dlu...makanya saya mau belajar yang basicnya saja gan 13-09-2014 2216 Kaskus Maniac Posts 4,378 maksudnya remastering ya gan 14-09-2014 1213 Kaskus Addict Posts 2,152 Saran ane, ente baca-baca materi tentang "compiling android".Code 15-09-2014 0123 TS, dimulai dari sini dulu Code Kemudian harus cari driver yang spesifik untuk device tersebut. Waktu compile jangan lupa, komputer abal-abal jangan dipake compile. Kalo agan tanya kenapa, coba aja, nanti bakalan tahu maksud saya kenapa 15-09-2014 0636 QuoteOriginal Posted By aliveabadan►Saran ane, ente baca-baca materi tentang "compiling android".Code oke gan sya Pelajari Dulu . QuoteOriginal Posted By darkrevenant►TS, dimulai dari sini dulu Code Kemudian harus cari driver yang spesifik untuk device tersebut. Waktu compile jangan lupa, komputer abal-abal jangan dipake compile. Kalo agan tanya kenapa, coba aja, nanti bakalan tahu maksud saya kenapa iya gan , mkasih atas saranya . 15-09-2014 1358 susah gan 17-09-2014 0828 susah gan, ga main main tuh 19-09-2014 1507 KASKUS Maniac Posts 7,458 QuoteOriginal Posted By mrezhaf►Selamat Malam para mastah kaskus , Gan mau belajar nih , Boleh lah share tutornya buat Os Android Sendiri buat Smartphone ?? Minta tlong share tutornya yah gan ente butuh usaha yg panjang kalo ente sendiri gak ngerti programming. cek subforum programming, lebih bermanfaat daripada disini. pertanyaan ente terjawab setelah ente tau betul tentang cara kerja kernel. cari komunitas ke luar negeri. jangan berharap dapet jawaban disini, disini mah masih nubi nubi. seriously true story. gak ada yg mau ngajarin krn gak ada yg bisa/males . perangkat bisa pakek raspberry pi atau arm kit yg dijual di toko toko komponen elektronik. atau pakek software virtual box juga bisa yg gratisan, tapi prosesornya intel sih bukan arm. mumpung masih muda dan banyak waktu, cepetan buruan belajar. keburu kerja/kimpoi, udah repot/males belajar. kamu akan ketemu yg namanya teori schedulling, interupt, thread, process, banyak banget deh, gw udah lupa/males. 20-09-2014 0018 Diubah oleh tole_90 20-09-2014 0020 Kaskus Maniac Posts 4,105 ane masih gagal paham ama pertanyaan ts, kalo mau buat os android untuk smartphone apa mulai dari nol, nulis programnya ? Atau cuman port kernel dari device a ke device b dengan terlebih dahulu di sesuain dengan device b ? 20-09-2014 0643 QuoteOriginal Posted By mrezhaf►Selamat Malam para mastah kaskus , Gan mau belajar nih , Boleh lah share tutornya buat Os Android Sendiri buat Smartphone ?? Minta tlong share tutornya yah gan Wah keren, agan mau build dari source atau porting dari AOSP kek cm? Pastiin punya hh androidnya & pc/laptop yang powerfull gan, soalnya bakalan lama kalau spek biasa. Main ke sini udah lengkap di jelasin. Selamat berjuang gan. 20-09-2014 1102 worldgovt. memberi reputasi Ane cuman maen vb ngak konek kalo os2'an 22-09-2014 1948 Aktivis Kaskus Posts 545 from scratch mksdnya gan ? mungkin butuh teman2 yg banyak buat negbantuin 20-10-2014 1359 Ane baru belajar ini gan 06-06-2020 1404 mending dimulai dari re compile lineage os nyediain tuh pake source mereka code untuk device ente sendiri 09-06-2020 1444 Ilustrasi sumber istockphoto Jakarta Pada era global saat ini peralatan komunikasi seperti gadget dan smartphone makin canggih. Banyak aplikasi yang ditawarkan dari Android Market, akan tetapi jika kita mengunduh dan menginstall harus membayar, walaupun ada beberapa yang gratis. Facebook Messenger Bakal Dijejali Video Iklan Begini Cara Lakukan Video Call di WhatsApp 5 Fitur Mutakhir BBM yang Wajib Kamu Ketahui Terkadang kamu tidak puas dengan software bawaan yang dibangun oleh vendor, sehingga kamu terdorong untuk menambahkan aplikasi-aplikasi yang dapat dijalankan pada sistem operasi Android dengan mencari cara membuat aplikasi android yang sederhana. Untuk menambahkan sebuah aplikasi ke ponselmu yang berbasis Android, tentunya tidaklah semudah kalau aplikasi itu dibangun dengan menggunakan sebuah PC. Nah, kali ini merangkum dari berbagai sumber cara membuat aplikasi android sederhana Jumat 1/3/2019.Sebelum membahas cara membuat aplikasi android, kamu harus tahu apa saja yang harus diinstal jika ingin membuat aplikasi android di Android Studio. Beberapa yang harus kamu install adalah sebagai berikut 1. Download JDK Java Development Kit. Ini adalah salah satu software development environment yang berguna untuk mengembangkan aplikasi berbasis Java. 2. Install JDK dengan cara klik 2 kali intstallernya dan klik next 3. Download Andoid Studio 4. Install Android Studio Buka Android Studio. Saat kamu membukanya akan muncul kotak dialog untuk konfigurasi awal Android Studio-mu. Klik do not import settings jika ini pertama kalinya kamu install android studio-Klik next -Pilih tema Studio Android-mu -Ceklis Android Virtual Device jika kamu ingin meng-install Emulator Android di PC mu. -Kamu akan diminta menentukan RAM yang akan dipakai oleh emulator -Klik finish, maka Android Studio akan mendownload file-file yang dibutuhkan 5. Install Android SDK Software Development Kit - Centang pada OS Android yang ingin kamu install SDK-nya di komputermu. 6. membuat aplikasi androidNah, itu tadi hal-hal yang akan kamu butuhkan untuk membuat aplikasi android di Android Studio. Untuk cara membuat aplikasi android, berikut penjelasannya. 1. Create new project -Buka android studio dan pilih start a new android studio project - Isikan nama aplikasinya dan pilih lokasi penyimpanan project android studionya. - Pilih minimum OS Android yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasimu -Pilih empty activity - Beri nama activity yang akan dibuat lalu klik Finish 2. Tampilan Environment Android Studio -Kamu cukup focus pada main activity dan 3. Melihat Tampilan Android -Buka file 4. Jalankan aplikasi android -Klik tombol play berwarna hijau -Pilih dimana kamu akan menjalankan aplikasi androidnya -Untuk yang punya smartphone android, pergi ke developer options di menu settings android-nya → Lalu aktifkan opsi USB Debugging → Tancapkan smartphone ke komputermu via kabel USB → Jika muncul peringatan di android mengenai perizinan USB Debugging, klik saja ALLOW → Install driver smartphone android di komputermu → Kembali ke Android Studio → Maka device android-mu akan muncul di dialog tadi di bagian Connected Devices. Klik device android-mu lalu klik OK, tunggu hingga proses compiling selesai dan aplikasi android-mu akan berjalan di smartphone-mu. 5. Selesai. Android Studio sangat user-friendly. Dengan kesungguhan dan mau belajar kamu pasti bisa menguasainya dengan baik meskipun tidak mahir coding. Cara Membuat Aplikasi Android Dengan AppsGeyserLayanan AppsGeyser bisa kamu manfaatkan untuk membuat sebuah web app. Web app yaitu sebuah aplikasi yang memudahkan kamu untuk mengakses halaman web dari ikon aplikasi. Caranya sebagai berikut; 1. Buka halaman websiter AppsGeyser kemudian klik tombol create now for free 2. Pilih berbagai macam template aplikasi yang kamu inginkan, misal membuat webb app 3. Lalu masukkan halaman website yang kamu miliki lalu tekan Go untuk mengubah konten yang ada Langkah Selanjutnya4. Scroll ke bawah untuk memilih warna tema aplikasi dan klik Next untuk lanjutkan proses 5. Ketikkan nama aplikasi lalu tekan next 6. Masukkan deskripsi aplikasi yang sedang kamu buat, lalu next 7. Pilih ikon aplikasi yang tersedia atau kamu bisa buat sendiri dengan photoshop, lalu next 8. Lalu klik create untuk kamu membuat aplikasi sendiri. Kamu tinggal log in dengan cara sign in 9. Kamu juga bisa mempublish aplikasi yang kamu buat ke Google Play Store atau kamu bisa unduh secara langsung 10. Selesai. Nah itu tadi penjelasan tentang cara - cara membuat aplikasi android sederhana yang bisa kamu ikuti dengan mudah yang bisa langsung kamu praktekkan. Kamu juga bisa temukan aplikasi yang dibuat oleh orang-orang lain di Google Play Store. Dengan melihat aplikasi-aplikasi lain, kamu jadi bisa semakin belajar membuat aplikasimu sendiri. Semoga dengan artikel diatas dapat menmbah pengetahuanmu tentang cara membuat aplikasi android-mu 11 Aplikasi Terintegrasi PeduliLindungiInfografis 11 Aplikasi Terintegrasi PeduliLindungi. jenis smartphone bakal tidak bisa mengakses aplikasi WhatsApp per tanggal 1 November 2021. Hal ini karena WhatsApp menghentikan akses pada HP Android yang menjalankan OS dan iOS 9 .* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. Tutorial Android Studio – Pada kesempatan kali ini saya hendak mencoba membagikan tutorial membuat aplikasi android hello world menggunakan android studio, android studio bisa di download secara gratis di sini Sebenarnya untuk membuat aplikasi berbasis android tidak lah harus menggunakan android studio, hanya saja android studio direkomendasikan karena mendapat support penuh dari Google selaku pengembang dari OS berbasis android. Seperti awal dari semua pembuatan aplikasi, kita akan memulainya dengan membuat aplikasi hello world. Tanpa perlu berbasa-basi lagi langsung saja kita masuk pada pembahasan tutorial android studio, bagaimana cara membuat aplikasi hello world. BACA JUGA tutorial crud android studio menggunakan databse mysql Tutorial membuat aplikasi hello world menggunakan android studio Sebelum memulai langkah-langkah yang ada pada tutorial ini, silahkan terlebih dahulu install android studio pada PC Anda. Jika sudah diinstall, kita buka android studio nya, lalu pilih sesuai gambar di bawah ini untuk membuat project baru Di halaman berikutnya, kita di minta untuk mengisikan nama aplikasi, domain company dan dimana aplikasi project ingin kita tempatkan. Seperti gambar di bawah ini Selanjutnya kita akan memilih pada perangkat apa dan minimum versi OS berapa aplikasi yang hendak kita buat bisa berjalan. Seperti gambar ini Lalu berikutnya kita akan di tampilkan beberapa activity default yang bisa kita jadikan dasar pengembangan aplikasi kita, untuk saat ini kita pilih saja empty activity, seperti gambar di bawah ini Berikutnya kita akan di minta mengisikan nama pada activity dan layout utama pada aplikasi kita, seperti gambar di bawah ini Lalu tinggal klik finish, jika sudah selesai seperti ini lah tampilan dari source project yang baru kita buat Jika kita lihat gambar di atas, di sebelah kiri kita memiliki struktur folder yang akan kita gunakan jika mengembangkan aplikasi menggunakan android studio. Pertama kita memiliki folder manifest, di dalamnya terdapat file file ini berisi komponen dasar dari aplikasi kita, seperti activity, services dan user permission, jangan lupa juga jika kita hendak menambahkan activity baru untuk di deklarasikan di dalam file ini. Berikutnya ada folder java, di dalamnya berisi file-file ber-ekstensikan .java, folder ini berisi class-class yang di tulis dengan bahasa pemrograman java, biasanya file ini berisi activity, fragment, model, class helper kita dalam membuat aplikasi dan lain-lain, intinya di folder inilah kita akan menaruh semua source code kita nantinya. Berikutnya ada folder res, folder res sendiri di bagi lagi menjadi 4 bagian yaitu drawable, layout, mipmap, dan values. Folder drawable sendiri berisikan asset berupa gambar yang hendak kita gunakan pada aplikasi, folder layout merupakan tempat di mana kita manruh source untuk membuat interface atau tampilan yang akan di lihat oleh user, folder mipmap biasanya di gunakan untuk menyimpan file atau icon launcher pada aplikasi, folder values berisikan file-file untuk menampung interface value yang bisa kita gunakan secara global pada aplikasi. Terakhir ada gradle, yang berisikan informasi versi OS, SDK dan library apa saja yang kita gunakan dalam aplikasi, file ini jugalah yang menjadi build tool untuk menjalankan aplikasi kita pada andriod studio. Terakhir kita akan coba jalankan aplikasi, untuk menjalankan aplikasi ada dua pilihan yaitu menggunakan emulator atau menggunakan perangkat asli, saya sendiri belum pernah menggunakan emulator karena membutuhkan ram dalam jumlah yang cukup besar, dan juga dengan pertimbangan testing aplikasi pada perangkat asli memiliki tingkat keakuratan QC yang lebih baik, karena itulah pada tutorial kali ini kita akan mencoba menggunakan perangkat asli. Saya sendiri menggunakan hp xiaomi redmi 3s untuk proses debug dan test aplikasi, pada hp xiaomi silahkan masuk ke setting -> about phone lalu ketuk miui version sampai keluar pop up “you are now a developer”. Berikutnya buka setting -> additional setting -> developer options enable kan usb debugging pada pengaturan ini. Selanjutnya sambung kan hp dengan PC menggunakan kabel usb, lalu klik run pada andriod studio, maka akan di munculkan beberapa pilihan debugging tools yang ter-install pada pc kita Jika sudah tampil maka tinggal klik ok saja dan tunggu proses installasi pada hp, perlu menjadi catatan mungkin terdapat perbedaan cara menghubungkan perangkat hp dengan andriod studio untuk dapat terbaca sebagai debugging tools. Demikianlah pembahasan tutorial kali ini, semoga tutorial yang sederhana ini dapat bermanfaat terima kasih.

cara membuat os android